TEKNIK DASAR PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM
Peralatan laboratorium beragam fungsi dan kegunaannya. Beberapa fungsi alat laboratorium antara lain untuk mengukur volume cairan, mengukur berat bahan, mereaksikan bahan serta menghaluskan bahan.
Gambar 1. Alat Laboratorium gelas dan non gelas
Sumber: adamelimpah.com
Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai berbagai macam alat laboratorium dengan cara penggunaan dan perawatannya. Namun sebelumnya, sedikit kita ketahui apa itu laboratorium. Kita bisa memahami, laboratorium merupakan tempat atau ruangan khusus yang digunakan untuk meneliti, menganalisa, mencoba, merekayasa serta menyimpulkan tentang suatu peristiwa yang terjadi secara ilmiah dan bukti yang nyata.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik dapat mencapai tujuan berikut:
1. Mengetahui peralatan laboratorium
2. Memahami prinsip penggunaan peralatan gelas dan bukan gelas berdasarkan fungsinya
3. Memahami prosedur penggunaan peralatan gelas dan bukan gelas
4. Memahami perawatan peralatan gelas dan bukan gelas
B. Uraian Materi
Mengenal Peralatan Laboratorium
Peralatan laboratorium terbuat dari gelas dan non gelas. Peralatan non gelas terbuat dari bahan karet, keramik dan logam. Berikut penjelasan mengenai peralatan gelas dan non gelas laboratorium.
1. Peralatan Gelas
Peralatan gelas merupakan peralatan yang terbuat dari bahan gelas tahan panas. Peralatan gelas memiliki beragam bentuk dan fungsinya serta ada yang memiliki skala ada yang tidak. Berikut beberapa jenis peralatan gelas.
a. Gelas Piala (Beaker Glass)
Gambar 2. Gelas Piala (Beaker glass) | |
Gelas piala berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Selain itu, gelas piala berguna untuk menampung zat kimia. Gelas piala juga dapat digunakan untuk memanaskan cairan dan sebagai media pemanasan cairan.
b. Labu Erlenmeyer (Conical Flask)
Gambar 3. Labu Erlenmeyer
Sumber: Baderbrawing.com
Erlenmeyer digunakan untuk mencampur atau mereaksikan zat. Erlenmeyer juga berguna sebagai wadah untuk memanaskan cairan dan penampung filtrat. Selain itu, erlenmeyer juga berguna untuk wadah reaksi analit dengan larutan standar (titrasi).
c. Labu Penyaringan (Filtering Flask)
Gambar 4. Labu penyaringan
Sumber: Laboratorium SMK
Labu penyaringan digunakan untuk menampung hasil filtrasi vakum yang menggunakan corong Buchner. Labu penyaringan terbuat dari gelas yang tebal dan dapat menahan tekanan vakum. Labu penyaringan ini dirangkai dengan corong Buchner menggunakan cork yang sesuai. Selanjutnya, disambungkan ke pompa vakum dengan selang.
d. Gelas Ukur
Gambar 5. Gelas UkurSumber: Glassware indonesia
Gelas ukur berguna untuk mengukur volume larutan atau zat cair yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Gelas ukur beragam, tersedia dalam ukuran 10 ml sampai dengan 2.000 ml.
e. Pipet Volumetrik
Gambar 6. Pipet Volumetrik
Sumber: morewinemaking.com
Pipet volumetrik digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu sesuai kapasitas dengan teliti. Pipet ini digunakan bersamaan dengan pengisi pipet manual (bulb pipette filler manual) atau otomatis.
f. Pipet Mohr atau Pipet Ukur
Gambar 7. Pipet Ukur
Sumber:duniakimialestari.com
Pipet ukur digunakan untuk mengambil dan mengeluarkan cairan sejumlah volume tertentu dengan teliti. Pipet ukur digunakan dengan bulb pipette filler manual atau otomatis.
g. Pipet Tetes
Gambar 8. Pipet Tetes
Sumber:hariannusantara.com
Pipet tetes digunakan untuk mengisap dan menahan cairan dalam pipet. Selain itu, untuk mengeluarkan cairan dengan menekan bulb secara bertahap.
h. Buret Manual
Gambar 9. Buret Manual
Sumber:midsci.com
Buret manual digunakan untuk mengeluarkan larutan standar dengan ketelitian tinggi pada berbagai volume tertentu. Buret manual ini biasanya digunakan untuk titrasi.
i. Tabung Reaksi
Gambar 10. Tabung Reaksi
Sumber:bisakimia.com
Tabung reaksi berguna untuk tempat mereaksikan bahan kimia. Selain itu, untuk uji mikrobiologi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba menggunakan media cair atau media padat.
j. Labu Ukur
Gambar11. Labu Ukur
Sumber:duniakimialestari.com
Labu ukur digunakan untuk pembuatan larutan pereaksi atau larutan yang akan distandardisasi dengan volume tertentu dan dengan teliti.
k. Desikator
Gambar12. Desikator
Sumber:saintif.com
Desikator berfungsi untuk mengeringkan bahan pada suhu kamar dengan zat pengering (desikan) yang bersifat higroskopis. Desikator secara umum digunakan di laboratorium untuk mendinginkan hasil pengeringan (pengovenan) atau hasil pengabuan sebelum penimbangan. Desikan harus dikeringkan atau diganti jika sudah jenuh menyerap uap air. Contoh yang mengalami perubahan warna adalah silika gel. Silika gel yang sudah jenuh menyerap uap air akan berubah warna menjadi merah jambu. Silika yang kering berwarna biru.
l. Corong gelas
Gambar 13. Corong gelas
Sumber:hariannusantara.com
Corong gelas digunakan pada proses penyaringan dan pengisian cairan ke dalam buret, botol pereaksi, labu.
2. Peralatan Bukan Gelas
Peralatan bukan gelas terbuat dari berbagai jenis bahan, antara lain karet, logam, keramik, dan plastik. Berikut beberapa peralatan laboratorium bukan gelas.
a. Pengisi Pipet Otomatis (Automatic Pipette Filler Bulb)
Gambar 13. Pengisi pipet otomatis
Pengisi pipet memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai berikut.
1) Pipet berfungsi untuk mengisap (S, suction).
2) Untuk mengeluarkan cairan (E, exhaust).
3) Untuk mengeluarkan udara dari bulb (A, aspirate)
b. Penjepit cawan atau tang krus
Gambar 14. Tang Krus
Sumber: bacamaterial.blogspot.com
Tang krus berfungsi untuk menjepit atau memegang berbagai macam cawan dan labu.
c. Botol Pencuci
Gambar 15. Botol Pencuci
Gambar 16. Jangka sorong dan Mikrometer sekrup
Jangka sorong digunakan untuk pengukuran diameter luar dan dalam. Selain itu, jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan objek atau bahan.
e. Mortal dan Pastel
Gambar 17. Mortal dan Pastel
Mortal digunakan untuk menggerus bahan padatan menjadi halus sesuai kebutuhan.
f. Neraca Analitik
Gambar 18. Neraca Analitik
Sumber: Labmutu.com
Neraca analitik adalah neraca yang memiliki tingkat ketelitian dalam penimbangan bahan mulai 1 mg (0,001 gram) sampai dengan 0,1 mg (0,0001 gram). Selain itu, neraca analitik memiliki kapasitas maksimum 100 gram sampai 200 gram. Neraca analitik digital merupakan alat analisis yang paling umum digunakan di laboratorium saat ini.
Merawat Alat Laboratorium
Mengatur dan memelihara alat laboratorium merupakan upaya agar laboratorium tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Perawatan alat merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan siap beroperasi. Berikut beberapa cara untuk merawat peralatan laboratorium.
a. Merawat alat gelas
> Mencuci alat gelas baru
Rendam alat gelas dalam air kran, kemudian bilas menggunakan air sabun. Selanjutnya, dibilas dengan larutan HCl 0,2%, kemudian dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali. Keringkan dengan udara kering air drying atau dioven pada suhu 105oC selama 1 jam. Alat ukur dari gelas tidak boleh dipanaskan karena akan merusak kalibrasinya. Peralatan laboratorium yang dapat dikeringkan dengan pemanasan adalah botol timbang, gelas arloji, cawan petri, tabung reaksi, corong gelas, corong Buchner, corong pemisah, cawan pengabuan, cawan penguapan, erlenmeyer, labu didih, pendingin, dan Soxhlet.
> Mencuci alat gelas bekas pemakaian basa kuat
Mencuci alat gelas bekas wadah pemakaian bahan kimia basa kuat, misal NaOH 0,1 M atau bekas wadah asam kuat HCl 2 M. Pertama, rendam alat atau bilas alat dengan air kran beberapa kali. Gunakan air sabun yang hangat dan sikat untuk membersihkan bagian dalam alat yang melengkung. Air bilasan dapat langsung dibuang ke wastafel. Bilas dengan air hingga sabunnya hilang dan terakhir bilas dengan akuades (aquades) sebanyak tiga kali.
> Mencuci alat gelas bekas pemakaian bahan kimia organik
Hilangkan residu lemak atau minyak dengan cara merendam dalam pelarut, seperti aseton atau etanol. Selanjutnya, hasil bilasannya dimasukkan ke dalam wadah limbah bahan organik. Setelah itu, uapkan sisa pelarut dalam alat, kemudian cuci dengan air sabun dan bilas dengan air kran. Kegiatan terakhir, bilas dengan akuades.
> Mencuci alat gelas bekas bahan kimia
Rendam atau bilas alat dengan air keran hangat bersabun beberapa kali hingga bersih. Selanjutnya, bilas dengan akuades 3-4 kali.
b. Mengeringkan dan Menyimpan Peralatan Gelas Bersih
• Mengeringkan alat gelas hasil pencucian tidak diperbolehkan menggunakan kain lap, kertas tisu, atau menggunakan bahan pengering lap lainnya. Hal itu karena akan menyebabkan alat kembali terkontaminasi oleh partikel yang berasal dari bahanbahan lap tersebut.
• Pipet volumetrik, pipet Mohr, setelah dicuci tidak boleh dikeringkan dengan pemanasan air dryer atau di oven. Hal itu karena akan merusak kalibrasinya. Alat-alat tersebut cukup dikeringkan di suhu ruang. Alat tidak perlu dikeringkan, jika akan segera digunakan, cukup dibilas beberapa kali dengan larutan yang akan dipakai.
• Buret hasil pencucian tidak harus dikeringkan, cukup dibilas 2–3 kali dengan larutan yang akan digunakan. Tujuannya untuk menghilangkan air yang menempel pada dinding dalam alat. Hal itu bertujuan agar larutan yang dimasukkan dalam buret tidak akan mengalami pengenceran oleh adanya sisa air dalam buret bekas pencucian.
• Gelas ukur dan labu ukur dikeringkan pada suhu ruangan. Alat tersebut dibilas dengan akuades sebelum digunakan.
Referensi:
Wagiyono. (2022). Dasar-Dasar Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta: Penerbitan bersama antara Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan dan Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
0 comments:
Post a Comment